Categories > TV > NCIS

MODUS;Bayi yang malang

by realvegabond 0 reviews

Category: NCIS - Rating: G - Genres: Humor - Warnings: [!!] - Published: 2012-05-27 - Updated: 2012-05-27 - 547 words

0Unrated
Seorang laki-laki muda,kira-kira berumur dua puluh tahunan sedang mengendarai sepeda sambil bersiul pelan,terlihat dia sangat bahagia,menang lotre barangkali.Di depan rumah berpagar besi coklat ia menghentikan sepedanya.Pagarnya tidak tertutup rapat,terbuka cukup untuk dilewati satu orang.Ia mengetuk pintu keras-keras.
"Fan,Fan tolong buka pintunya!kau sudah siap kan?"Laki-laki itu mengenakan kaos bola dari kesebelasan Inggris,Menchester United.Dilihat dari pakaiannya,ia akan main futsal.Ia mengetuk pintu lagi.Ia diam sejenak,mendengarkan musik yang terdengar samar-samar.Ia mencari sumber suara itu,dari bagian samping kanan rumah,kamarnya Afan.Ia mengetuk kaca jendela.Tiga kali ia mengetuk kaca jendela,saat menyadari jendelanya tidak dikunci,ia mencoba memanjat.Dia tersentak saat melihat sesosok mayat laki-laki bersender di pintu kamar sisi dalam dengan pisau tertancap diperutnya.

Dalam sebuah ruangan kecil di kantor polisi,dua laki-laki berumur empat puluh tahunan sedang terlibat obrolan,salah satu dari mereka,laki laki berkemeja abu-abu memberikan sebuah amplop coklat kepada laki-laki satunya yang berjaket kulit hitam.
"Kau pilih sendiri anggotamu,Ben!itu nama-nama yang telah bekerja dengan bagus tahun ini."
Laki-laki berjaket kulit hitam itu menerima amplop lalu keluar ruangan tanpa berkata apa-apa.
Dalam sebuah ruangan yang besar,dengan meja berjajar seperti ruangan kelas terdengar sangat berisik.Suaranya tidak keras,tapi mendengung bagaikan lebah.Seorang perempuan berambut keriting sebahu sedang memainkan jari dan tangannya,dilipat-lipat membentuk sebuah persegi,digeser membentuk huruf 'z',mengepal ringan lalu ditiup dari samping,lalu jari-jari nya bergerak turun naik seperti ombak,earphone terpasang dikedua telinganya,sesekali manggut manggut.Dia sedang mendengarkan musik sambil melakukan tarian jari.Sebuah suara lantang menyebut 'Eli' menyadarkannya.
"Ya?"dia melepas earphonenya lalu bangkit dari kursinya,
"Ikutlah denganku sebentar!."
"Baik,pak Bena."Eli berjalan cepat menyusul laki-laki berjaket kulit hitam yang memanggil namanya.Saat dia bisa menjajarkan dirinya dengan laki-laki itu ia membuka percakapan.
"Kita mau kemana,pak?"
"Kantor direktur."
"Ada masalah apa pak saya?"Eli mengejar langkah Bena.Tapi Bena tidak menjawab.Pak direktur sedang duduk menyilangkan kakinya saat mereka berdua masuk.

"Der,ini yang kupilih."Bena meletakkan amplop coklat di meja direktur.
"Kau yakin dengan pilihanmu.?"direktur Derri mencondongkan badannya kedepan.Mereka masih berdiri,belum dipersilahkan duduk.
Bena mengangguk mantap.
"Maaf,bos.aku tidak mengerti apa yang sedang anda__"Eli bertanya dengan tampang polos dan terlihat sangat bodoh
"Eli,dengarkan!Bena kehilangan salah satu anggota timnya karena pindah tugas,aku telah merekomendasikan nama-nama yang bekerja bagus tahun ini tapi dia malah memilihmu untuk menjadi anggota tim investigasinya."
"Benarkah itu bos?"tanya Eli bersemangat.Dua laki laki itu saling berpandangan penuh tanya.Eli selalu memanggil rekan-rekan kantornya dengan kata 'bos',baik direktur,detektif,tukang bersih-bersih,penjaga keamanan."Bos Bena."
Bena mengangguk.
"Tapi aku kan bukan agen lapangan."
"Ya,aku tahu itu.kau akuntan dan tak bisa menggunakan senjata."
"Lalu,apa yang membuatmu memi__"
"Analisis konyolmu."
"Apa?"Eli dan direktur Derri mengucap kata yang sama dan terdengar kaget.
"Ya,begitulah alasanku."ponsel agen Bena berbunyi.

"Bena.kenapa Iv?"
"Ada laporan korban pembunuhan bos."
"Berangkatlah dulu,aku segera menyusul,kirimkan alamatnya."
"Baik,bos." Bena menutup ponselnya.
"Ada pembunuhan Derr."
"Baik,selidiki itu!"
"Ya,Eli tugas barumu.Kau bersamaku."
"Sekarang?"
Bena tak menjawab dan memandangnya lekat-lekat.Pandangan itu membuat Eli paham.
"Baiklah,aku mengerti arti tatapan itu.Ayo bos Bena,aku sangat bersemangat sekali.Sampai jumpa,bos Derri!"
"Selesaikan itu,kawan."

'
"
Sign up to rate and review this story